Always Be hEppy

language

Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified
Russian Portuguese English French
German Spain Italian Dutch

BUAT yang punYA SHABT

Jika km lg jalan ne ma dy (sobat myu )

           Jangan jalan Dimukaku,mungkin aku takkan mengikutumu ...
           Jangan Jalan dibelakangku,mungkin Aku tak dapat memimpinmu ...
           JALANLAH disampingku dan jadilah temanku 
                                                                         
                                                                                       (Albert Camus)

Untuk Para Akhwat

Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang memesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.

Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan tetapi dilihat dari Kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.

Belalai Gajah: Lebih dari Sekadar Hidung

Gajah adalah binatang darat terbesar di bumi. Tubuh raksasa mereka berukuran hampir sebesar rumah bertingkat satu. Bobot seekor gajah menyamai berat sekitar 50 orang. Umur gajah biasanya mencapai 70 tahun.
Umumnya, gajah hidup berkelompok dengan jumlah anggota 30 ekor. Seekor gajah betina mengawasi kawanannya, dan yang lain bekerja sama melaksanakan perintah sang pemimpin. Dalam kawanan ini senantiasa terdapat disiplin ketat dan jenjang kepemimpinan.

Si Jago Makan
Seekor gajah menghabiskan 225 kg makanan per hari. Berarti, sekawanan gajah beranggotakan 30 ekor menghabiskan sekitar 7000 kg makanan per harinya. Bagi hewan sebesar ini, hidup di bawah sengatan terik matahari adalah ancaman serius. Untuk menghindari rasa haus, mereka harus mencari sumber air setiap hari. Untuk itu, mereka sanggup berjalan sejauh 50 km tanpa isitirahat, berkelana selama 3 hari tanpa air. Demikian, tubuh mereka telah diciptakan dengan sangat sempurna dan dengan mempertimbangkan berbagai perhitungan yang sangat cermat agar mereka dapat bertahan dalam lingkungan mereka

Tak Ada Jari, Belalai Pun Jadi
Belalai adalah harta paling berharga bagi gajah. Ia mampu melakukan sejumlah fungsi yang berbeda. Pada tahun 1700-an, para ilmuwan percaya bahwa belalai gajah tersusun atas satu otot saja. Tapi, penelitian modern kemudian membantahnya.
Otot penyusun tubuh manusia berjumlah sekitar 639 buah, sedangkan pada belalai gajah berjumlah puluhan ribu. Otot ini menyerupai lingkaran yang saling bertumpuk satu di atas yang lain sehingga memungkinkan gajah bergerak dengan sangat leluasa.
Belalai tersusun atas dua kelompok otot utama. Otot yang bersambungan secara diagonal memungkinkan belalai untuk membengkok dan berputar ke arah mana pun. Kelompok otot ini memungkinkan belalai berfungsi layaknya pengungkit. Ia mampu mengangkat beban yang berat. Kelompok otot lainnya memungkinkan gajah melakukan pekerjaan paling rumit dengan sistem kendali super canggih.
Bagian belalai ini sama terampilnya dengan jari-jemari manusia. Belalai bukanlah sekedar hidung gajah. Ia adalah segalanya. Bila belalainya cedera, seekor gajah akan mati dalam waktu singkat.
Pendukung teori evolusi menyatakan, ciri-ciri istimewa pada binatang terbentuk dengan sendirinya, sedikit demi sedikit, secara bertahap tanpa perancangan sengaja. Namun, rancangan rumit dan sempurna pada belalai gajah dapat berfungsi hanya jika ratusan ribu otot ada secara bersamaan dan bekerja secara bersamaan pula. Misalnya, jika satu kelompok saja dari otot ini tidak ada, maka gajah takkan mampu menggerakan belalainya dan akan segera mati. Namun, gajah telah menggunakan belalai mereka dengan baik sejak jutaan tahun yang lalu.
Rancangan sempurna tanpa cacat dalam tubuh gajah sekali lagi membuktikan pada kita, Allah lah yang telah menciptakan seluruh makhluk hidup.






Buku-buku teks zologi menjelaskan bahwa lidah balistik bunglon diperkuat oleh seutas otot pemercepat (akselerator).  Otot ini memanjang ketika menekan ke bawah pada tulang lidah, yang berupa tulang rawan kaku di tengah lidah, yang membungkusnya.  Akan tetapi, dalam sebuah penelitian yang telah disetujui untuk diterbitkan oleh majalah ilmiah Proceedings of the Royal Society of London (Series B), dua ahli morfologi yang memelajari kebiasaan makan bunglon menemukan unsur-unsur lain yang terkait dengan gerakan cepat lidah binatang ini. 
  
Kedua peneliti Belanda ini, Jurriaan de Groot dari Universitas Leiden, dan Johan van Leeuwen dari Universitas Wageningen, mengambil film-film sinar X berkecepatan tinggi, yakni 500 bingkai per detik, dalam rangka menyelidiki bagaimana lidah bunglon bekerja ketika menangkap mangsa.  Film-film ini menunjukkan bahwa ujung lidah bunglon mengalami percepatan 50 g (g = konstanta gravitasi).  Percepatan ini lima kali lebih besar daripada yang dapat dicapai oleh sebuah jet tempur.

Kebenaran Vs Kemarahan

Teks religius yang bertebaran di bulan suci Ramadan, bukan hanya merupakan penyegaran teks iman yang merujuk Alquran dan hadist Nabi, di mana kedua ensiklopedia itu menjadi world view kebenaran umat muslim yang tak dapat dirasionalkan dengan teks logika manusia.

Maka implementasi teks religius Ramadhan akan mempunyai arti dan manfaat jika perilaku dan sikap kita konsisten dalam kehidupan sehari-hari. Konsistensi satunya kata dengan perbuatan, tak hanya merupakan konsistensi teks religius dalam menjalankan ibadah , tapi juga termasuk pengabdian dalam menjalankan amanah rakyat.

Salah satu cara untuk mengimplementasikan teks religius Ramadan adalah dengan berupaya untuk tidak mencampur kebenaran dengan kemarahan. Betapapun kebenaran hendak ditegakkan, janganlah ia ditegakkan dengan mengumbar kemarahan, bertindak anarkis dan merusak.

Menegakkan kebenaran, memperjuangkan tegaknya hukum, apalagi itu hukum-hukum Allah secara langsung adalah tugas amat mulia dan amat tinggi nilainya. Tapi tidaklah boleh, mentang-mentang ingin menegakkan kebenaran, lalu itu dianggap sebagai legitimasi untuk melakukan pengrusakan.

Itu sebabnya, dalam perang sekalipun, Tuhan melarang menebang pohon, melarang menyakiti perempuan, orang tua, dan anak-anak.

Menegakkan kebenaran memang adalah tugas mulia. Tapi menggunakan kemarahan, tidak ada lain yang menjadi panglimanya kecuali iblis yang telah merasuk ke dalam hati.

Ketika seseorang merasa dirinya ingin menegakkan kebenaran, hukum, moral, keadilan atau kebaikan apapun, namun ketika ia melakukannya dengan umbaran kemarahan dan merusak, maka ia patut bertanya jujur pada dirinya sendiri, bertanya sedalam-dalamnya kepada nuraninya, apakah memang sungguh mau menegakkan kebenaran itu, atau sebenarnya ia sedang marah, sedang tidak suka kepada orang yang dimarahinya, atau dongkol karena ada keinginannya tidak terpenuhi.

Suatu ketika, dalam perang, sahabat Nabi, sosok yang sangat ditakuti kaum musyrikin, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, duel melawan seorang pentolan pasukan musuh. Tapi ketika Ali hendak menghunjamkan pedang ke dada musuhnya, tiba-tiba musuh itu meludahi wajah Ali karramallahu wajhah.

Seketika Ali mengurungkan niatnya menghunjamkan pedang ke dada musuh. Alasannya, dia khawatir tidak bisa membedakan motifnya membunuh musuh, apakah karena menjalankan perjuangan suci jihad fi sabilillah, atau karena marah sebab wajahnya diludahi.

Di belakang kebenaran ada Tuhan yang menjadi sumber kebenaran. Di balik kemarahan dengan dalih mau menegakkan kebenaran, ada iblis bertahta dalam hati, memerintah sebagai panglima.

Keistimewaan Bulan Syawal

      Memasuki Ramadhan, biasanya kita mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan! Tapi untuk bulan Syawal, tidak pernah kita mendengar orang mengucapkan Marhaban Ya Syawal! Padahal, Syawal juga bulan istimewa dan memiliki keutamaan. Inilah beberapa keistimewaan bulan Syawal.

SETELAH melewati bulan Ramadhan, kita memasuki bulan Syawal, bulan kesepuluh dalam penanggalan hijriyah. Nyaris tidak ada penyambutan terhadap datangnya bulan syawal. Berbeda dengan ketika menyambut Ramadhan, biasanya kita mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan! Tapi untuk bulan Syawal, tidak pernah kita mendengar orang mengucapkan Marhaban Ya Syawal!

Padahal, Syawal juga bulan istimewa dan memiliki keutamaan. Inilah beberapa keistimewaan bulan Syawal.

Bulan Kembali ke Fitrah

Syawal adalah bulan kembalinya umat Islam kepada fitrahnya, diampuni semua dosanya, setelah melakukan ibadah Ramadhan sebulan penuh. Paling tidak, tanggal 1 Syawal umat Islam “kembali makan pagi” dan diharamkan berpuasa pada hari itu.

Ketibaan Syawal membawa kemenangan bagi mereka yang berjaya menjalani ibadah puasa sepanjang Ramadan. Ia merupakan lambang kemenangan umat Islam hasil dari "peperangan" menentang musuh dalam jiwa yang terbesar, yaitu hawa nafsu.

Bulan Takbir

Tanggal 1 Syawal, Idul Fitri, seluruh umat Islam di berbagai belahan mengumandangkan takbir. Maka, bulan Syawal pun merupakan bulan dikumandangkannya takbir oleh seluruh umat Islam secara serentak, paling tidak satu malam, yakni begitu malam memasuki tanggal 1 Syawal alias Malam Takbiran, menjelang Shalat Idul Fitri.

Kumandang takbir merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan ibadah Ramadhan selama sebulan penuh. Kemenangan yang diraih itu tidak akan tercapai, kecuali dengan pertolongan-Nya. Maka umat Islam pun memperbanyakkan dzikir, takbir, tahmid, dan tasbih. “"Dan agar kamu membesarkan Allah atas apa-apa yang telah Ia memberi petunjuk kepada kamu, dan agar kamu bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan" (QS. Al-Baqarah: 185).

Bulan Silaturahmi

Dibandingkan bulan-bulan lainnya, pada bulan inilah umat Islam sangat banyak melakukan amaliah silaturahmi, mulai mudik ke kampung halaman, saling bermaafan dengan teman atau tetangga, hala bihalal, kirim SMS dan telepon, dan sebagainya. Betapa Syawal pun menjadi bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah karena umat Islam menguatkan tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah.

Bulan Ceria

Syawal adalah bulan penuh ceria. Di Indonesia bahkan identik dengan hal yang serba baru –baju baru, sepatu baru, perabot rumah tangga baru, dan lain-lain. Orang-orang bersuka cita, bersalaman, berpelukan, bertangis bahagia, mengucap syukur yang agung, meminta maaf, memaafkan yang bersalah.

Begitu banyak doa terlempar di udara. Begitu banyak cinta kasih saling diberikan antar seluruh umat manusia. Aura maaf tersebar di seluruh penjuru bumi, nuansa peleburan dosa, nuansa pencarian makna baru dalam hidup.

Puasa Satu Tahun

Amaliah yang ditentukan Rasulullah Saw pada bulan Syawal adalah puasa sunah selama enam hari, sebagai kelanjutan puasa Ramadhan.

“Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh” (H.R Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)

“Allah telah melipatgandakan setiap kebaikan dengan sepuluh kali lipat. Puasa bulan Ramadhan setara dengan berpuasa sebanyak sepuluh bulan. Dan puasa enam hari bulan Syawal yang menggenapkannya satu tahun” (HR An-Nasa’i dan Ibnu Majah dan dicantumkan dalam Shahih At-Targhib).

Bulan Nikah

Syawal adalah bulan yang baik untuk menikah. Hal ini sekaligus mendobrak khurafat, yakni pemikiran dan tradisi jahiliyah yang tidak mau melakukan pernikahan pada bulan Syawal karena takut terjadi malapetaka.

Budaya jahiliyah itu muncul disebabkan pada suatu tahun, tepatnya bulan Syawal, Allah Swt menurunkan wabah penyakit, sehingga banyak orang mati termasuk beberapa pasangan pengantin. Maka sejak itu, a kaum jahiliah tidak mau melangsungkan pernikahan pada bulan Syawal.

Khurafat itu didobrak oleh Islam. Rasulullah Saw menunjukkan sendiri bahwa bulan Syawal baik untuk menikah. Siti Aisyah menegaskan: “Rasulullah SAW menikahi saya pada bulan Syawal, berkumpul (membina rumah tangga) dengan saya pada bulan Syawal, maka siapakah dari isteri beliau yang lebih beruntung daripada saya?”. Selain dengan Siti Aisyah, Rasul juga menikahi Ummu Salamah juga pada bulan Syawal.

Menurut Imam An-Nawawi, hadits tersebut berisi anjuran menikah pada bulan Syawal. ‘Aisyah bermaksud, dengan ucapannya ini, untuk menolak tradisi jahiliah dan anggapan mereka bahwa menikah pada bulan Syawal tidak baik.

Bulan Peningkatan

Inilah keistimewaan bulan Syawal yang paling utama. Syawal adalah bulan “peningkatan” kualitas dan kuantitas ibadah. Syawal sendiri, secara harfiyah, artinya “peningkatan”, yakni peningkatan ibadah sebagai hasil training selama bulan Ramadhan. Umat Islam diharapkan mampu meningkatkan amal kebaikannya pada bulan ini, bukannya malah menurun atau kembali ke “watak” semula yang jauh dari Islam. Na’udzubillah.
Bulan Pembuktian Takwa

Inilah makna terpenting bulan Syawal. Setelah Ramadhan berlalu, pada bulan Syawal-lah “pembuktian” berhasil-tidaknya ibadah Ramadhan, utamanya puasa, yang bertujuan meraih derajat takwa.

Jika tujuan itu tercapai, sudah tentu seorang Muslim menjadi lebih baik kehidupannya, lebih saleh perbuatannya, lebih dermawan, lebih bermanfaat bagi sesama, lebih khusyu’ ibadahnya, dan seterusnya. Paling tidak, semangat beribadah dan dakwah tidak menurun setelah Ramadhan. Wallahu a’lam.

semoga di ampuni ...

Innalillahi Wa inna Ilaihi Roji'un ..
telah meninggal push kecil !!!
pada hari lebaran ke 3 ..
hiks hiks hiks !!!
yah mw di apain lgi emang waktu ny mati .


mw tau bagaimana push kecil bisa MATI ????
tunggu cerita selanjut nyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
dan saya berharap smoga dosa ny diampuni . Amien .